Secara sederhana Manajemen Produktivitas Diri (MPD) adalah optimasi pencapaian tujuan hidup dengan cara yang nyaman.
Ada dua hal yang perlu digaris bawahi dalam menjalankan MPD, yaitu optimasi pencapaian tujuan hidup dan proses mencapainya.
Untuk mengelola produktivitas diri, kita perlu memahami tujuan hidup dengan jelas. Dan, tujuan hidup tersebut perlu dicapai tanpa mengorbankan proses. Jangan sampai tujuan tercapai tapi kita sakit-sakitan. Mengelola keseimbangan antara tujuan dan proses adalah salah satu kunci dari konsep manajemen produktivitas diri.
Mungkin penjelasan di atas terkesan sederhana untuk menerangkan konsep produktivitas diri yang sebenarnya jauh lebih kompleks.
Oleh karena itu mari kita elaborasi lebih lanjut. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diketahui untuk memahami manajemen produktivitas diri. Selanjutnya kita sebut saja MPD.
Fokus pada individu, bukan organisasi
Berbeda dengan pendekatan manajemen waktu yang lebih berorientasi pada organisasi, pendekatan MPD lebih berorientasi pada individu.
Bagi MPD produktivitas organisasi akan tercapai bila produktivitas setiap individu berhasil dioptimalkan. Oleh karena itu perlu dicapai posisi win-win antara kepentingan karyawan dan organisasi.
Produktivitas organisasi merupakan kumpulan dari produktivitas diri. Logika sederhananya, bila setiap individu dalam organisasi mencapai produktivitas optimal maka produktivitas organisasi juga akan optimal.
Keterlibatan setiap orang dalam organisasi adalah merupakan syarat mutlak untuk mencapai hal tersebut. Jadi, produktivitas organisasi hanya bisa dicapai bila kita fokus pada pengembangan produktivitas individu.
Perspektif kehidupan di atas perspektif kerja
Manajemen produktivitas diri menekankan pada setiap individu untuk melihat produktivitas diri dalam perspektif hidup secara keseluruhan bukan sekadar kerja.
Manusia adalah mahluk multidimensi, dengan menggunakan perspektif hidup secara keseluruhan diharapkan terjadi integrasi dalam berbagai dimensi manusia. Sehingga kerja yang dihasilkan akan bersifat konsisten dan jangka panjang. Tanpa itu semua, bisa jadi prestasi kerja hanya bersifat sementara dan tidak terkait dengan apa yang benar-benar ingin dicapainya.
Berorientasi proses bukan output
Proses bukan output, hilir bukan hulu. Artinya, MPD berorientasi pada proses dengan penekanan pada pencapaian keseimbangan yang optimum.
Baik itu keseimbangan antara pencapaian jangka pendek dan jangka panjang, keseimbangan antara melakukan sesuatu yang penting dan melakukan sesuatu yang menyenangkan, maupun keseimbangan antara pencapaian tujuan dan proses.
Dengan pendekatan yang berorientasi proses, maka MPD lebih menekankan pada pembentukan kebiasaan yang produktif dari hari ke hari. Pendekatan proses juga menuntut pemahaman terhadap adanya beban kerja yang meningkat.
Pemahaman dalam arti berikut, seseorang dapat saja berupaya meningkatkan kemampuannya untuk mengelola sebanyak mungkin tuntutan pekerjaan. Tetapi bila orang tersebut menghadapi sistem yang tidak beres, unorganized boss, atau tidak terkaitnya antara pekerjaan dengan tujuan hidupnya, maka usaha tersebut hanya akan menimbulkan rasa frustasi.
Jadi MPD tidak hanya memberikan perhatian pada bagaimana seseorang mengelola beban kerja, tetapi juga berusaha untuk memahami mengapa seseorang bisa sampai pada situasi tersebut.
Dengan demikian ketika pekerjaan dilihat sebagai “katak buruk”, maka diskusinya tidak berhenti pada tip untuk segera memakan “katak buruk” tersebut. Melainkan juga membahas mengapa sampai ada “katak buruk” di meja makan kita.
Pendekatan proses juga menuntut kita untuk menemukan akar masalah. Perbaikan yang kita lakukan harus mencakup pada proses terbentuknya demand kerja. Tidak sekadar meningkatkan kemampuan mengelola tugas yang ada di depan mata saja.